Bulan Maret kemarin saya dan suami berniat pergi berlibur, rehat sejenak dari rutinitas kantor sekalian merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-4. Namun kami bingung menentukan pilihan, mau berlibur kemana? waktu liburnya hanya 3 hari.
Kami mulai browsing berbagai alternatif liburan yang berada disekitar Jakarta.
Menurut beberapa sumber, lokasi liburan terbaik disekitar Jakarta adalah Pulau Tidung di Kepulauan Seribu. Sumber tersebut menuliskan, pemandangan pantai Pulau Tidung masih asri dan keindahan bawah lautnya tidak kalah dibandingkan Bunaken. Terumbu karang dan ikan-ikan berwarna-warni bisa dinikmati dengan snorkeling ataupun diving.
Seorang rekan kerja juga merekomendasi kan pulau ini. Menurutnya selain lokasi yang mudah dicapai, pemandangan alam pulau ini juga memanjakan mata, angin sepoi-sepoi, birunya laut, dan putihnya pasir pantai memanjang mengelilingi seluruh pulau. Ini menurut temen ku lho.. :).
Bisa jadi dia merasa pulau ini begitu indahnya, karena dipulau inilah dia dipertemukan dengan pasangan jiwanya, yang saat ini telah resmi dipersunting menjadi istri :P.
Jadi kami memutuskan untuk berlibur di Pulau Tidung dan mulai browsing travel yang menawarkan jasa paket liburan kesana.
Ada satu travel yang menarik perhatian, akhirnya kami memilih paket honeymoon selama 3 hari 2 malam agar bisa bersantai merayakan ulang tahun pernikahan dengan nyaman. Adapun fasilitas yang didapat dari travel ini yaitu:
- Tiket PP Kapal cepat dari Marina Ancol
- Penginapan untuk 2 malam
- Makan dan minum untuk pagi, siang, dan malam untuk berdua
- Sewa sepeda selama 2 hari
- Banana boat untuk 2 orang
- Snorkeling
- Pemandu wisata
Pada waktu yang sudah ditentukan, dengan suka cita dan ekspektasi tinggi kami berangkat dari rumah menuju Dermaga Marina Ancol.
Sesampainya disana, antrian penumpang yang hendak menyeberang sangat padat. Empat dermaga yang diperuntukkan untuk penumpang umum penuh sesak oleh calon penumpang. Ternyata mereka adalah peserta rombongan yang sudah menunggu dari jam 6 pagi untuk diberangkatkan, saya melirik jam tangan sekarang sudah jam 9.30 wib.
Kami mulai khawatir, takut diberangkatkan paling akhir karena belum melakukan registrasi ulang. Dengan sigap suami segera mendatangi petugas dermaga dan melakukan registrasi, kami mendapat nomor antrian 200.
Beruntung, di karenakan bukan peserta rombongan, kami bisa diberangkatkan duluan dan tidak harus menunggu antrian 200. Hore… ^_^
Akhirnya sekitar jam 10, kapal berangkat dari dermaga marina ancol menuju pulau tidung. Ini pertama kali saya naik kapal cepat, dan lantai 2 menjadi pilihan pertama mencari tempat duduk. Senang rasanya saat angin menerpa wajah selama perjalanan, suami tercinta dan birunya laut menemani sepanjang perjalanan yang memakan waktu selama satu jam.
Pemandangan Jakarta dilihat dari kapal |
Di dermaga pulau tidung kami sudah dijemput oleh pemandu wisata yang langsung mengajak bersepeda menuju penginapan. Saya melihat wisatawan lain dijemput menggunakan bentor, sedikit iri hati karena satu jam perjalanan dengan kapal cepat cukup melelahkan ditambah sekarang harus bersepeda. Tapi rasa itu saya tepis dan masih berpikir positif mungkin saja lokasi penginapannya dekat, hanya bersepeda sebentar sudah sampai.
Pemandangan dermaga Pulau Tidung, banyak sampah plastik mengapung |
Ternyata perkiraan saya salah, penginapannya jauh sekali. Bersepedah selama 30 menit di gang sempit dan berkelok-kelok. Di pulau tidung ini juga mengenal jalan macet lho, bukan karena mobil tapi karena sepeda dan bentor. Menurut pemandu wisata hal ini terjadi saat high season seperti saat ini.Pemandangan yang tidak biasa, antrian sepeda dan bentor mengular disepanjang jalan :)
Saat tiba dipenginapan kami kaget karena penginapannya tidak sesuai dengan foto yang dilampirkan di website travel. Bukan cottageseperti yang dibayangkan melainkan homestaydengan fasilitas seadanya.
Kami mencoba berbesar hati, dan masuk kedalam homestay yang terdiri dari dua ruangan dan dua kamar mandi. Ada sebuah TV kecil dan satu AC yang dipasang berbagi untuk dua ruang, karena kapasitas AC cuma ½ PK ruangan masih berasa panas. Kondisi kamar mandi belakang pun sangat kotor, sedangkan kamar mandi dalam kamar ada pacet tepat di atas kloset jongkok, wew... Didalam kedua ruangan terdapat kasur busa ukuran queen yang diletakkan diatas lantai.
Jauh sekali dari konsep honeymoonyang kami bayangkan. Tempat seperti sangat tidak cocok untuk honeymoon, mungkin lebih cocok untuk orang-orang banyak melakukan kegiatan outdoor.
Makanannya juga tak kalah mengecewakan, benar-benar khas anak kos-an, nasi dan lauk-pauk disajikan seadanya dan diletakkan begitu saja dilantai tanpa meja. Beberapa lauk-pauk sudah dirubungi semut merah. Behubung lapar dan jauh dari tempat penjual makanan, terpaksa bersantap siang seadanya.
Sekitar jam 1 siang listrik tiba-tiba mati. Lengkaplah penderitaan kami, ternyata PLN juga tidak bersahabat kali ini :(.
Jam 2 siang pemandu wisata datang menjemput, kami memulai tour dengan bersepeda menuju pantai. Dari penginapan menuju pantai membutuhkan waktu 30 menit. Dipantai kami mencoba banana boat, ini pertama kalinya saya bermain water sport, ternyata cukup mengasikkan dan menghibur.
Setelah itu kami diajak untuk snorkeling.
Tapi… lagi-lagi, bukannya naik kapal menuju lokasi snorkeling yang bagus. Kami malah dipinta untuk berjalan kaki menuju ke arah laut. Jalan kaki di pantai tidak jadi masalah buat saya, tapi ini jalan kaki di laut dangkal yang dipenuhi rumput laut berduri, terasa sangat berat dan menguras tenaga. Belum lagi kaki yang lecet-lecet penuh luka.
Suami dengan setia menuntunku mengikuti pemandu wisata yang terlihat sangat santai dan tidak mengalami kesulitan sama sekali. Sudah biasa kali ya, hehe.
Sesampainya dilokasi kami mulai snorkeling, karena lokasi yang kurang baik pemandangan bawah lautnya biasa saja, banyak terumbu karang yang mati, mungkin sering di injak-injak oleh pengunjung, ikan yang kami lihat juga cuma sejenis tidak berwarna warni seperti yang diharapkan. Belum lama bersnorkeling, saya merasa ombak semakin besar, ternyata lokasi yang dipilih pemandu wisata dekat dengan lokasi permainan banana boat, jet ski dan water sportlainnya. Sehingga membuat permukaan air tidak tenang dan bergelombang, lokasi sudah tidak nyaman lagi untuk bersnorkeling.
Saya sempat bertanya kepada pemandu wisata, mengapa pelayanan travel kurang memuaskan? Dia hanya menyarankan saya untuk menyampaikan keluhan langsung kepada pemilik travel.
Kamipun memutuskan menyudahi snorkeling, dan pulang ke penginapan untuk berganti pakaian.
Sesampainya di penginapan saya dan suami berdiskusi, apa melanjutkan liburan ini atau kembali pulang ke Jakarta. Kami sepakat untuk mengakhiri petualangan di pulau ini dan langsung pulang esok pagi. Liburan menjadi 2 hari 1 malam saja.
Saya langsung menelpon pemilik travel, menyampaikan semua keluhan dan kekecewaan terhadap layanan mereka. Saya menyampaikan keinginan untuk pulang esok pagi, dan bertanya apakah mereka memiliki genset karena listrik mati dari tadi siang. Dan mau tau jawabannya?
- Mati lampu bukan karena PLN, tapi mereka belum isi ulang voucher listrik prabayar. GUbrakkkk!!!! Rasanya pengen lempar jempol kebalik bertubi-tubi.
- Gambar penginapan yang di pajang di web untuk paket honeymoon lagi full booking, jadi ditransfer ke homestay (ini penjelasan paling ngak masuk akal yang pernah ku denger, harusnya kasih kabar ke customer donk).
- Kebersihan homestay sudah di cek (katanya), tapi nanti suaminya mau cek langsung ke TKP sekalian ngisi voucher listrik.
- Snorkeling ngak pake kapal karena bukan peserta rombongan (nah, disini saya kesel banget, ngomel-ngomel ngak jelas deh).
- Pihak travel meminta maaf sebesar-besarnya dan akan menyediakan fasilitas kapal, dll untuk esok hari (sorry ya, udah ngak butuh tuh! Kayaknya bo’ong juga sih, basa-basi aja karena saya sudah minta pulang besok pagi)
- Untuk kapal kepulangan esok pagi bisa di usahakan, dan ada refund sebesar 250ribu.
Jam 5 sore, ada bapak-bapak datang ke penginapan. Ngajakin ngobrol suami, terus minta ijin mau lihat keadaan kamar, dsb. Yang terakhir ya itu ngisi token listrik. Kami juga diinformasikan kalau acara seafood barbecue dilangsungkan mulai jam 7 malam. Bapak nya juga meminta maaf atas honeymoonkami yang gatot. Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, bubur inilah yang harus kami nikmati bagaimanapun caranya.
Jam 6.30 kami memutuskan untuk jalan sendiri, tidak lagi menggunakan sepeda yang menguras tenaga, tapi menggunakan bentor menuju pantai. Disana kami memesan makanan dan minuman sesuai selera, menyantap ikan bakar ditemani dinginnya angin pantai, ternyata enak sekali… two thumb up!!^_^.
Setelah kenyang, saya dan suami berjalan menuju jembatan cinta.
Kami duduk disana seperti pengunjung lainnya. Menikmati keindahan langit yang ditaburi bintang-bintang, pemandangan langka di Jakarta. Kami menyusuri jembatan cinta dari ujung ke ujung, dan bersantai disana. Jam 10 malam kami memutuskan kembali ke penginapan karena angin berhembus semakin kencang.
Keesokan paginya, sebelum kapal berangkat kami memutari pulau menggunakan sepeda. Menikmati udara pagi dan pemandangan pantai. Semua itu mampu membuatku lupa akan kekecewaan kemarin.
Kami kembali meniti jembatan cinta.
Kali ini tidak ada bintang-bintang yang bertebaran dilangit, tidak pula hewan-hewan laut yang berpendar di gelapnya malam. Yang ada adalah putihnya awan di birunya langit, ikan-ikan kecil yang berenang-renang di jernihnya air, dan bentangan karpet biru yang disebut laut ^_^.
Suasana asri di pantai |
Tidak ada yang salah dengan mengunjungi pulau ini, yang salah adalah ketidaktepatan kami memilih travel. Ketidakcermatan kami mengecek komentar kepuasan customer yang menggunakan jasa travel. Tapi liburan kali ini sungguh meninggalkan kesan, sangat berkesan sehingga terciptalah tulisan ini, hehe.
Pemandangan dermaga saat kapal meninggalkan pulau |
Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, oleh karena itu kami tetap mencoba untuk menikmati liburan ini.
"If you want to give yourself a fair chance to succeed, never expect too much too soon"
~ Po Bronson
0 komentar:
Posting Komentar