Sistem Tanam Padi Organik SRI sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat petani Indonesia. SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis. Hal ini dikarenakan hasil pertanian yang kurang oleh petani menyentuh Henri melakukan penelitian dan lahirlah SRI. Sistem pertanian organik yang mengedepankan aspek lingkungan ini sangat cocok karena merupakan investasi untuk petani jangka panjang.

Mengenal Sistem Tanam Padi Organik SRI
Lihatlah betapa besar satu rumpun padi dengan sistem tanam SRI
Langkah pertama dalam memulai pertanian organik SRI adalah dengan mengubah mindset atau pandangan tentang pertanian. Petani SRI haruslah menjadi petani yang ramah lingkungan dan merubah lahan pertanian menjadi investasi jangka panjang yang mengedepankan perbaikan struktur tanah.

Pertanian organik mempunyai tujuan akhir yaitu menghasilkan padi organik yang bermutu untuk diolah menjadi beras organik. Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam sistem tanam organik SRI. Dengan memilih SRI sebagai sistem tanam yang anda pakai berarti anda akan memperoleh keuntungan berikut dalam beberapa aspek diantaranya.
  1. Aspek lingkungan, penggunaan pupuk organik dan tidak menggunakan semprot kimia merupakan langkah awal dalam melestarikan ekosistem sawah..
  2. Aspek kesehatan, beras organik yang akan kita konsumsi selain memiliki rasa yang sangat enak dan pulen juga sehat karena terbebas dari unsur kimia yang merusak.
  3. Produktivitas tinggi, padi akan semakin menghasilkan. Dengan metode ini malai padi pasti akan lebih banyak berisi buah daripada yang kosong. Walaupun anda tinggal di tempat yang kering.
  4. Kualitas produk akan lebih memiliki nilai jual. Terutama karena rasa yang enak dan wangi. Kelebihan lain dari beras organik adalah lebih sehat.
Prinsip dasar budi daya Padi Organik dengan menggunakan sistem tanam SRI
  1.  Bibit usia muda antara 7 hari sampai 14 hari jadi masih ada cadangan makanan untuk padi yang akan ditanam. Cadangan makanan ini akan mencegah padi stres saat ditanam.
  2. Jarak tanam minimal 30-50 cm dan untuk tiap benih yang ditanamkan hanya 1. Kebetulan saya pernah mencoba dengan jarak tanam 50 cm dan anakan yang dihasilkan mencapai 90-100 anakan. Tetapi jika menggunakan jarak tanam 30-40 maka anakan yang dihasilkan mencapai 40-70 anakan tergantung perawatan dan kesiapan lahan.
  3. Sistem tanam dangkal, yakni air tidak menggenang di lahan pertanian. Hal ini berfungsi mencegah serangan hama keong dan tikus. Di samping itu pengarian yang menggenang akan membuat akar membusuk. 
  4. Meningkatkan aerasi (ruang napas tumbuhan) dengan cara matun  atau pembersihan hama. Tetapi tujuan utama dari matun  bukanlah hana memberantas rumput tetapi lebih kepada menambah ruang untuk padi bernapas.
  5. Penyiangan atau matun dilakukan 2 minggu sekali selama rumput masih lebih tinggi dari padi. Jika padi sudah memiliki banyak anakan maka matun  berfungsi hanya menambah ruang napas padi.
  6. Menjaga keseimbangan biota tanah dengan pupuk organik dan pupuk organik cair.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top