Sedari kecil sampai duduk di bangku Sekolah Dasar ada seorang anak perempuan kecil yang senang sekali melihat wanita-wanita cantik berdandan dan berpakaian rapi seperti orang kantoran. Wajah cantik mereka terbayang diingatan, terbawa sampai ke alam bawah sadar mengisi mimpi-mimpi indah di setiap tidurnya. Mimpi-mimpi itu tanpa sengaja membangun harapan di relung hati si anak, jika suatu hari nanti dia ingin menjadi bagian dari mereka.

Waktu bergulir si anak telah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Mimpi sewaktu kecil masih terus digenggamnya tetapi tidak sesederhana dahulu, mimpinya telah berkembang sejalan dengan pengetahuannya. Bukan lagi wanita yang berkerja di kantoran yang menjadi mimpinya, tapi wanita cantik berjas putih. Bukan yang memegang stetoskop! tapi memegang tabung reaksi dan berkutat dengan cairan berwarna-warni. Walau belum tau secara pasti apa pekerjaan wanita itu, dia tetap menyukainya dan berusaha mencari informasi mengenainya.

Waktu kembali bergulir, tanpa terasa si anak tidak kecil lagi, dia sudah menjadi gadis remaja.
Apakah mimpinya masih sama?
Ya tentu saja, mimpinya masih sama.
Walaupun mimpinya menjadi wanita cantik tidak akan pernah kesampaian, tapi masih ada satu mimpi yang bisa dikejar. Dia sudah memutuskan dengan pasti langkah yang harus diambil untuk menggapai mimpi  tersebut. Masuk Jurusan Kimia di FMIPA saat lulus sekolah adalah langkah terbaik untuk mewujudkannya.

Apakah dia bahagia dengan pilihannya?
Ya.
Apakah dia menjalani dengan serius sesuatu yang sudah diidamkan sejak lama? Jawabannya TIDAK!

Memiliki teman baru, teman yang berbeda dari semasa sekolah membuatnya berpaling, lupa, dan lalai. Kesadaran baru kembali saat menerima nilai di semester pertama.
Dia menarik diri dari pergaulannya dan mencoba mencari teman baru. Disinilah dia akhirnya mendapatkan tidak hanya teman tapi sahabat yang suatu saat nanti akan selalu ada untuknya.

Mulai disaat itu dia berusaha sebaik mungkin mengejar mimpi-mimpinya.
Namun sangat disayangkan semua harus kandas di semester 5, disaat dia merelakan melepas mimpi dan harapannya karena menuruti keinginan orangtua. Dia diterima bekerja disalah satu instansi pemerintah setelah mengikuti ujian masuk tanpa berusaha mengisi jawaban sebenar-benarnya karena berharap gagal.
Si anak patah hatinya, hilang harapannya, tersesat seakan kehilangan arah dan tujuan.

Disinilah persahabatan itu teruji, saat si anak mulai jengah dengan rutinitas baru dan kuliah yang sulit untuk diselesaikan, keberadaan sahabat sangat membantu. Mereka tidak hanya memotivasi untuk meraih harapannya kembali, tetapi memberikan bantuan nyata yang sangat sulit untuk dibalas kebaikannya oleh si anak.


Perjuangan itu terus berlanjut hingga si anak berhasil menuntaskan kuliah, mendapatkan gelar yang selama ini selalu diidam-idamkannya. Sesuatu yang dimulai dengan harapan tinggi akhirnya tuntas juga.
Tentu semua itu tidak mungkin diwujudkan tanpa doa orang tua yang melihat kesedihan si anak, bantuan sahabat, serta orang-orang yang peduli terhadapnya.

Kini, disaat sahabatnya telah sukses mengejar mimpi-mimpinya, si anak hanya melihat dari kejauhan dan berdoa semoga mereka diberikan kemudahan untuk menggapainya.
Ikut senang disaat mereka mampu mewujudkan beberapa keinginan yang dulu pernah diikrarkan bersama.

Namun si anak tersadar ketika salah satu sahabatnya berkata:

"Jangan pernah bermimpi untuk menggapai, karena untuk melihat kenyataan kita harus bangun dari mimpi"

Ya mungkin benar...
Selama ini si anak terus terbuai akan mimpi-mimpinya dan tak kunjung bangun untuk melihat kenyataan.
Kenyataan yang seharusnya menjadi gambaran masa depannya. Selama ini ia tak kunjung bahagia walaupun sudah berhasil menggapai sebagian mimpinya dan bekerja ditempat yang mungkin diinginkan banyak orang.

Sahabatnya menyadarkan si anak, bahwa yang terpenting disaat ini adalah melihat kedepan! bukan terus meratapi dan memandang masa lalu yang tidak akan bisa diulang.

Tapi bermimpi juga tidak ada salahnya..
Keinginan atau harapan si anak juga bermula dari sebuah mimpi, dan dari mimpi itulah dia berusaha meraih dan mewujudkannya.


Rasa sayang yang tulus saya selimutkan kepada kedua sahabat tercinta Winda dan MQ.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Top