Ngomongin bunga dahlia, saya jadi teringat lirik lagu yang didendangkan oleh Ikke Nurjanah berjudul Bunga Dahlia. Walaupun bukan penyuka musik dangdut namun saya yakin orang awam sekalipun pasti tau lagu ini. Sepenggal lirik yang saya ingat: 

“Duhai bunga pujaan
Kau bunga dahlia
Oh bunga kesayangan
Kau bunga dahlia”


Ketika lagu yang didendangkan oleh Ida Laila ini sedang populer saya belum lahir, jadi saya hanya menikmati lagu ini saat dinyanyikan oleh Ikke Nurjanah.

Balik ke tema bunga dahlia,
Sejujurnya dari kecil belum sekalipun saya melihat bunga dahlia bermekaran. Bunga sejenis dahlia yang saya tau adalah bunga zinnia/bunga kertas, bunga krisan/aster, dan bunga kenikir. Namun 2 tahun lalu untuk pertama kalinya saya melihat bunga dahlia tumbuh subur dan bermekaran di komplek perumahan di daerah Bekasi (ngak tau nama kompleknya).

Bunga dahlia seperti ini yang saya lihat 2 tahun lalu, cantik bukan?

Dahlia Pompom bermekaran

Beberapa jenis bunga dahlia berwarna-warni tumbuh subur dan berbunga lebat

 
Dahlia adalah tanaman hias asal Meksiko. Dahlia tergolong dalamtanaman perdu berumbi yang sifatnya tahunan (perenial), berbunga di musim panassampai musim gugur. Di Indonesia tanaman dahlia sudah banyak dibudidayakan di dataran tinggi Lembang dan Cianjur (Jawa Barat) sebagai penghasil bunga potong dan inulin untuk tujuan biokonversi menjadi gula fruktosa.

Perbanyakan dahlia bisa dilakukan dengan tiga cara yaitu benih, stek, dan umbi.
Saya memilih cara pertama untuk menanam dahlia dengan membeli bibit saat pameran FLONA. Bibit bunga yang saya beli tidak ada nama merknya, harganya 33 ribu rupiah isi 30 benih.

Bibit Dahlia mini yang saya beli di FLONA

Benih kemudian saya semai di atas tanah humus yang sudah dicampur sekam bakar dengan perbandingan    2 : 1. Sebanyak 10 benih saya tebar di atas permukaan media, kemudian saya semprotkan air menggunakan sprayer supaya media tanam lembab. 

Satu hari, dua hari, sampai satu minggu menunggu tidak satupun benih yang menjadi tunas. Bosan menunggu, akhirnya saya putuskan mengulang proses penyemaian sebanyak 10 benih lagi. Namun hanya satu benih yang berhasil tumbuh menjadi tunas, 9 benih lainnya gagal. Sayang-disayang satu minggu kemudian tunas yang sudah menjadi kecambah inipun akhirnya mati. Saat itu saya mengira penyebab gagalnya penyemaian karena media tanam terlalu basah, sehingga tunas menjadi busuk. Hiks menyedihkan.

Ini foto satu-satunya benih yang berhasil tumbuh pada penyemaian kedua,
walaupun pada akhirnya mati :(

Tak patah arang, saya coba menyemai sisa bibit dengan teknik berbeda, tidak lagi menggunakan media tanah tapi menggunakan kapas yang dibasahi. Saya taburkan benih diatas kapas dan disimpan ditempat gelap. Keesokan harinya saat melakukan pengecekan, ternyata ada satu benih yang sudah muncul akar. Hati senang luar biasa.

Tapi benih yang lain tidak tumbuh, setelah saya periksa ternyata 9 benih yang tidak berhasil tumbuh mengalami pembusukan. Ketika benih dipencet cairan putih seperti bubur keluar dari biji lembaga, dan ada beberapa benih yang ternyata kosong (biji lembaga tidak ada isinya). Dari hal tersebut saya bisa menyimpulkan, Kegagalan penyemaian dahlia tidak hanya disebabkan oleh media tanam terlalu basah (over wet) seperti pada percobaan penyemaian pertama dan kedua, tapi juga disebabkan kualitas benih yang jelek. Seperti yang saya ketahui bahwa kualitas benih menjadi salah satu faktor utama untuk menghasilkan bunga yang baik. 


Satu-satunya benih yang tumbuh di penyemaian ketiga, disebelahnya itu biji bunga terompet

Secara keseluruhan dari total 30 benih, hanya satu yang masih tumbuh di media kapas.  Ketika tinggi kecambah mencapai 1,5 cm, pertumbuhannya menjadi lambat sekali. Akhirnya tanaman saya keluarkan dari media kapas, dan dipindah tanam pada media tanah humus. Malang nasib bunga dahlia, keesokan harinya dia menutup pertumbuhan akibat pembusukan akar.

Kualitas benih yang jelek ditambah penyiraman yang berlebihan menjadi kombinasi paling tepat untuk membunuh tanaman ini, hehe.

Sejujurnya perasaan saya  kecewa sekali :(.

Untuk menghilangkan rasa kecewa gagal menyemai dahlia dari biji. Saya pergi lagi ke FLONA keesokan harinya, kali ini saya tidak membeli bibit lagi namun mencari tanaman dahlia yang sudah berbunga dan siap PAJANG!!.
Alhamdulillah, bersyukur rasanya ketika saya bertemu satu-satunya  stand yang menjual bunga ini. Dahlia berbatang coklat yang sudah berbunga dengan harga hanya 10 ribu rupiah siap mempercantik teras rumah. Walaupun bunganya tidak seperti yang saya harapkan, tapi tetap menyenangkan hati ketika memilikinya.

Hal yang akan selalu saya ingat adalah tidak menyiram tanaman terlalu basah :D.
Bunga dahlia yang saya beli di FLONA

Bunga dahlia saya taruh diteras rumah yang tertutup atap, jadi hanya terkena cahaya matahari pagi saja. Pernah satu kali saya meletakkan bunga dahlia di tempat yang terkena sinar matahari langsung selama seharian, hasilnya beberapa daun mengering dan berkerut. Langsung saya siram semua daunnya, tapi kemudian saya memastikan agar airnya bisa merembes keluar dari pot.

Hingga saat tulisan ini dibuat (kurang lebih satu bulan setelah pembelian) bunga dahlia masih hidup :).

Kemarin sore sepulang kantor, saya mempruning bakal/calon bunga yang muncul dari ketiak daun. Saat ini fokus saya adalah menyuburkan tanaman terlebih dahulu supaya nanti bisa menghasilkan bunga yang rimbun.


Batangnya saya ganjel sumpit biar ajek. Nah.. banyak muncul tunas-tunas baru kan :)

Dahlia setelah saya pruning semua calon bunganya, biar tanamannya bisa fokus merindangkan dahan


Jika dikemudian hari bunga dahlia yang saya beli gagal berkembang… maka saya akan tetap mencoba menanam lagi… lagi… dan lagi… sampai mendapatkan hasil yang memuaskan hehehe


 “I haven’t failed
I’ve just found 10,000 ways that won’t work ~ Thomas A. Edison”

1 komentar:

 
Top